Minggu, 23 Juni 2019

mencinta...


mencinta
bukankah seharusnya menjaga ?

mencinta...
bukankah semestinya membahagiakan ?

akankah mencinta...
jika tak begitu mengenal ?

bisakah mencinta...
jika tak jua memahami ?

benarkah mencinta..
saat hanya ber-ego ?

benarkah mencinta
kala hanya ber-syarat ?








tanpamu


akankah kami biasa saja melewatinya
akankah semua begitu saja baik baik adanya
akankah bisa tanpamu tanpa air mata

memang mungkin semua lalu terjadi
begitu saja berlalu
tapi tetap selalu terasa beda tanpamu

ada banyak hal yang baru tersadaari
ada banyak hal yang begitu menyesakkkan
ada banyak hal yang berliput penyesalan

tanpamu
ada ruang kosong dihati kami menganga
ada lipit hati kami yang mencekam
ada derai hati kami terguris

tanpamu
terasa makna hadirmu
terasa rindu kami membuncah
terara sangat kasihmu melimpah

ibu....
.....
.....


bilangan sesal saat waktu masih berada didekatmu
menyesakkan begitu menggigit
bilangan tangis penuh rindu membiru
berbalut hanya untaian do'a terlambungkan ke langit
memohon pemilik segala Kasih
menempatkanmu didekat Nya selalu
dalam sayang Nya yang ruah


ibu
...
...











atas bacaaan

membaca, ....

membaca alur cerita, selalu membawa ku begitu dalam
menjemput seberkas rasa yang tersampaikan
menekuri kiasan yang teruraikan
meresapi asa yang menggugahkan

membaca aliran hawa, selalu membawa ku semakin jauh
menggetarkan gelisah yang tersendat
melipatkan resah yang memilin
meluruhkan dawai rasa terbias

membaca kilasan potret, selalu membawa ku lebih riap
mengemas rangkaian kenangan
menata degup dan getar meraja
merangkumnya dalam liput yang makin


perbaiki niat


bahwa semua hal yang kau lakukan tergantung niat,
akan berdaya-kah atau sia saja kah
maka selalu persiapkan dan senantiasa perbaiki niat
banyak kali terlupa telah melenggang
banyak kali terlena telah bergelut banyak hal
banyak kali terjerumus salah berhendak
sekilas ingat segera mohon ampun dan perbaiki
niat hanya untuk Ridlo Nya
niat untuk semua kebaikan dan tertuju jua pada Nya

adalah hak Dia Yang Maha Pengampun
tapi hak hamba menunjukkan seberapa kita butuh ampun Nya

# jazzakumulloh ahsan kagem guruku yang tak lepas mengingatkan tentang niat dan alhamdulillah dalam segala hal...

memilih



hidup ini sebenarnya terdiri atas banyak hal yang menuntut kita untuk sealu memilih,
menghadapkan kita atas begitu banya pilihan,
siapkah kita memilih selalu yang terbaik dan terbenar ?
dan semua membawa konsekuensi masing-masing atas pilihan tersebut
merenungi bahwa ada Yang Maha Tahu
bersandar pada Nya atas semua hal,
selalu percaya pada Nya
memohon untuk selalu menjaga kita
menunutun kita untuk bisa memilih
mengarahkan kita dan menghindarkan kita dari yang tak baik
memilihkan yang pasti paling tepat unutk kita

# jazzakumulloh untuk guruku yang mengingatkanku untuk selalu sholat istihoroh karna hidup ini penuh pilihan

Kamis, 25 April 2019

NUN

NUN

Salah satu huruf Mu
Yang mencintai Mu
Dan tunduk pada Mu
Melakukan titah Mu
Menjabarkan kalam Mu
Untuk semua hamba Mu
Agar bersujud hanya dan jua pada Mu

*2017

ن    ن  ن  ن  ن  ن    ن  ن  ن  ن   ن    ن  ن  ن  ن   ن    ن  ن  ن  ن   ن    ن  ن  ن  ن   ن    ن  ن  ن  ن  ن    ن  ن  ن  ن


23042019

ü  Zainurrohmah , perhiasan kasih sayang ( yang penuh atau dengan kasih sayang )
ü  Nunung, panggilan kesayangan yang berarti “mbak “ / kakak perempuan
ü  Afif Fathurrohmah,  yang terjaga pembuka kasih sayang
ü  Nanik Chusnawati, putri kecil / yang mungil wanita yang baik
ü  Nunung Kusumawati, kakak perempuan yang sebagai bunga wanita/ bunga putri

Melewati sejarah hidupku dengan menyandang nama-nama itu, memiliki segenap do’a yang tersandarkan pada nama-nama tersebut, izinkan aku menggenggam semua, juga pada harapan besar yang tertambatkan padaku itu. Meski ku tahu , ringkih raga dan rapuh hati serta jahil diri, iringi aku yang dengan tatihku melambungkannya dan menyesapkannnya pada ruahan Nya yang melimpah, dan berharap kan merengkuhku, yang berupaya meluruh jua dan hanya pada Nya.
Meski pasti terasa rejam cabikan melukakan, dan deretan perih tersertakan, ataupun daki hitam mengaburkan, relakan aku tetap dialur MU.

lautan Mu



7/9/2017

bentangan cahaya mu
memijar dan membahana menyinari semesta jagad Mu
semestinya menembus hati dan jiwaku
dalam ingin yang kuat mengecap setitik
yang tak habis habis dan mulai menggetarkan sukmaku
satu yang kumakin harapkan, segera dan semakin
bersujud jua dan selaksa pada Mu
karna semakin ku reguk, hasratku membiru
menggigilkan aliran darahku, bahkan bagai menghentikan waktu
aku hanya sekejap sekejap mengingat Mu
aku hanya terpaku dan pias oleh sinar Mu
gapaiku masih jua lunglai, sekejap tegak
sekejap tenggelam, hanya baru terpesona
belum jua beranjak, dan berada diantara
laut Mu yang semesta

standar



ada banyak laku dalam hidup
tentang yang terniatkan
atau yang begitu saja terlaku
karna begitulah hidup

ada banyak laku dalam hidup
tentang yang terasa benar
atau sebaliknya saja
karena begitulah hidup

ada banyak laku dalam hidup
tentang yang katanya baik
atau yang membuat gerah
karena begitulah hidup

ada banya laku dalam hidup
tentang yang harus dibuat
atau yang semestinya terabaikan
karena begitulah hidup

ada banyak laku dalam hidup
karena begitulah hidup
tapi begitukah hidup ?
hidup seperti apa ?
dan untuk itukah hidup ?
sekedar hidup atau selayak hidup
hidup sebenar atau sebentar hidup
apa itu hidup ?
bagaimana hidupmu ?
sebenar hidup itu bagaimana ?
semestinya hidup itu seperti apa ?

yang mana yang disebut benar ?
yang mana yang disebut salah ?
benar menurut siapa yang benar ?
salah menurut siapa yang benar ?














APALAGI



26 februari 2018,


ada serpihan ingin disini
tentang yang mengusik rasa
yang menggerungkan raga
yang mengatupkan selaksaa

ada yang selalu disini
tentang yang membangkitkan gelora
yang membiaskan rona
yang menggetarkan jiwa
yang meluruhkan segenap

apalah daya jiwa
apalagi raga
pada hasrat berkecamuk
terantuk desau yang bising

apalah guna rasa
apalagi asa
pada riap yang merinai
terpatah perih menghujam


MEREKA-REKA


7  April 2018

Jika aku ada ditempatmu,
 apa aku bisa tahan ?
Tapi aku mudah sekali berprasangka padamu

Jika aku merasakan yang menimpamu,
apa aku bisa tegak ?
Tapi aku sering hanya mencelamu

Jika aku menerjang semua yan didepanmu,
Apa aku bisa rentas ?
Tapi aku ringan saja mengejekmu

Apa yang ku sombongkan ?
Apa yang ku rasa lebih darimu?
Duhai...
Akupun hanya begitu bodonya
Akupun hanya teramat hinanya

bahasa


pernahkah kita merencana
atas tiap yang hendak kita sajikan
berasa berlian yang berkilaukah?
atau berujud tikaman menyakitkan?
atau sampa serapah menjijikkan ?
atau beraroma kelezatan yang menggiurkan ?
pernahkah kita mengurai
melihat tutur kata yang terderai
menembuskan rasa dihati
menyibak tentang jati diri
bahwa tercetak bak berlian kah?
atau yang tampak justru memuakkan ?
pernahkah kita mengecap
setiap yang mengalir dalam indra kita
mengendapkan semakin beragam
melukiskan makin berwarna
meruahkan makin melebar
pernahkah kita menalar
riap huruf yang terurai
kan membawa kita kearah yang mana
kan menjadikan kita sebagai apa
kan menjajakkkan hidup kita berasa gimana
bahwa akan ada tanya atas tiap tiapnya
bahwa kan ada rentan daripadanya
bahwa semua kan kembali jua ke kita
bahwa itu tak sekedar yang hanya
lalu ...
pernahkah kita menjadi tahu
dan lalu meresapi diri
atas siapa jati
dan tak lupakan hati










intrik


saat ada hal yang menajamkan indra kita
membawa kita lebih waspada
seakan beberapa hal mengusik
bahkan membahayakan mengintai
sejenaklah memantulkan diri sendiri
sebelum mereka reka yang hanya kita liat luarnya
dan serba entah
namun selalu ada yang merasa berhak
mengaku serba tahu
lalu membuat label paten
bias oleh kemilau yang hanya


jika langkahmu kadang menderap gegap
atau detak nadimu merenggut makin resah
dan gemuruh merejamkan gejolakmu
ada saat yang lirih justru menjadikanmu makin limbung
yang tipis menggores mu perih
selaksa tak semestinya meraup
sang bijak tak meremehkan yang hanya

setiap hal tak begitu saja melaju
yang padu juga selalu mungkin menggantungkan ragu
tak mudah menajamkan
setitik atau yang tersilau maya
resapannya harusnya tetap menegarkan
pun menyadarkan
bahwa apapun tak sekedar hanya








hanya


berbagai hal yang mengusiku, 
meniggalkan bebagai hal juga
kejanggalanpun masih menyeruak makin dalam
dan diam merajaiku sementara
namun bagimu masih hanya


aku masih disini
selalu terpaku pada hal itu lagi
tanpa solusi berarti
karna toh nampaknya memang tak bermakna
dan masih juga bagimu hanya

meski jua semua
dan merekatkan hal berdampingan erat-erat
mengelak darinya seakan lugas saja
lalu pada mula dan akhirnya
kembali jua hanya


siapapun yang bertahta disemestamu
tak lekang mengguriskan rekaan
yang membalutkan gemercik indah meletup
ruah duniamu
tapi .... hanya

MENCINTAI HURUF – MU


Izinkan aku mencintai huruf Mu
Yang terangkai dan atau terangkum
Yang meski ku eja dan atau yang meski ku rasa
Yang terecap indra dan atau yang terserap jiwa

Izinkan aku mencintai huruf Mu
Yang menjabarkan kalam penuh cinta Mu
Yang menggaungkan firman penuh kasih Mu
Yang meluaskan semesta penuh kuasa MU

Izinkan aku mencintai huruf Mu
Agar aku makin mendekat pada Mu
Agar aku makin mentaat pada Mu
Agar aku makin hanya pada Mu

harusnya



Harusnya aku hanya percaya pada Mu
Harusnya aku penuh percaya pada Mu
Harusnya aku selalu percaya pada Mu

Namun ...
Aku masih jua riap
Aku masih saja sering gamang
Aku masih pula liat resah

Harusnya aku tak terlalu bodoh
Dengan mempercayai yang jauh lebih tak kuasa dari Mu

Harusnya aku tak mudah labil
Dengan menyandarkan yang jauh lebih tak sayang dari Mu

Harusnya aku tak begitu rapuh
Dengan menggantungkan yang jauh lebih lemah dari Mu

23042019

LIPATAN HATI




Sebersit dan selintas yang ada
Meletup lirih demi ke demi
Pada yang hendak selalu
Berbisik pada lipatan hati

Hening pada indra sementara
Melabuhkan riap sejenak
Pada yang ragam meruah
Membisu pada lipatan hati

Dawai mengulas rancak gelora
Menggema diam tetes ke tetes
Pada yang biasa luruh begitu
Membeku pada lipatan hati

Redam rasa dan ruam sembilu
Membayang disetiap rejam rona
Pada yang tertoreh membiru
Mengerat pada lipatan hati

APA YANG KAU AJARKAN



Pada setiap hal yang tersaji
Pada setiap hal yang terjadi
Pada saat apa saja yang terasa
Pada saat apa saja yang teraba
Pada gambaran yang terpampang jelas
Pada gambaran yang samar melintas
Pada bisikan atas yang irih menembus
Pada  bisikan yang gelegar menghujam
Pada amaran yang mestinya ku laku
Pada amaran yang mestinya ku jauh

Apa yang hendak Kau ajarkan pada kami ya Robb.... ?

# catatan ketika mencabuti ruput liar dihalamn rumah, terbersit bahwa “ ketika ihrom; mencabut rumput itu terlarang, “ bahwa setiap hal yang wajib atau haram pasti berhikmah,: mungkin Kau mengajarkan agar kami menghargai kehidupan, bahkan agar kami tidak takabur dengan menganggap remeh makhluq lain, agar kami merendah bahwa semua dan segala terjadi dibawah kuasa Mu semata jua .
maafkan lemahku yg lirih mengingat Mu (dzikirkah ini ?bukankah Kau menghendaki kami mengingatmu baik kala duduk dan berdiri, dan dalam sepi atau ramainya hidup kami ?)

UJIAN



Bukankah kau ingin sampai puncak tertinggi ?
Maka kaupun harus mendakinya

Bukankah kau ingin mendapatkan yang berlimpah
Maka kaupun harus mengaisnya

Bukankah kau ingin menjadi berkilau cemerlang ?
Maka kaupun harus menempanya

Jika kau mendaki dengan lemah
Atau kau mendaki dengan penuh juang
Bahkan pasti ada lelah merejam
Bahkan pasti banyak aral melintang
Bahkan pasti ada jurang mengintai
Lalu nanti akan ada bangga meraja

Jika kau mengais dengan asal
Atau kau mengais dengan penuh juang
Bahkan pasti ada dera mmenghujam
Bahkan pasti ada badai menerjang
Bahkan pasti ada duri melukai
Lalu nanti akan ada bangga membahana

Jika kau menempa dengan lirih
Atau kau menempa dengan penuh juang
Bahkan pasti ada duka melemahkan
Bahkan pasti ada goncang mengambingkan
Bahkan pasti ada lena menjerumuskan
Lalu nanti akan ada bangga meruah

# hasil tak menghianati usaha
# tak ada kepuasan tanpa kerja keras
#seberat apa usahamu seberat itu pula pahalamu

ADA KALA



Adakala tinta penaku mengalir
Dan dilain tersendat menumpul

Adakala rona memancar berkilau
Dan dilain tersaput memburam

Adakala derap menghentak terpacu
Dan dilain tatih terantuk membeku

Adakala binar cemerlang ruah
Dan dilain sendu tercekat kelabu

Adakala nada menggema membahana
Dan dilain dera terejam nan lara

Begitulah hidup
Berputar bertauan
Meninggikan dan merendahkan
Menempa kitas senantiasa
Tetap atau lena- kah?
Semestinya pada apapun
Tak lekang berpijak
Tak hendak berpaling
Senantiasa jua
( menuju pada Nya saja, semula dan semua )

Rabu, 20 Maret 2019

BIAS


7  April 2018

Yang menimpaku ini serasa berat dipundakku
Bahkan sebenarnyapun aku tidak sendiri
Yang melingkupku ini menyesakan hatiku
Bahkan sebenarnya aku tidak hampa
Yang merenggutku amat erat ini
Bahkan sebenarnya hanya setitik saja
Bahkan ini bukti cinta Mu
Bahkan ini bukti sayang Mu
Melingkupku penuh
Merengkuhku erat
Aku malu pada Mu,
Berkali ku mengeluh pada Mu
Berulang aku berkeluh pada Mu
Atas yang remeh temeh ini
Diantara nikmat Mu yang tak ter eja
Diantara cinta Mu ayng membahana
Diantara kasih Mu yang melimpah
Tapi biarkan aku tetap bersimpuh padaMu
Merentas segala resahku
Merenda srgala asaku
Melabuhkan segenap rasaku

Gemuruh


27/9/2017

Gemuruh didada mnyesakkanku
Amarah ini membekaskan dendam
Yang sebenarnya justru menyakitiku
Apapun tak layak aku mempertahankannya
Menggerogotiku sendi sukmaku terluka
Meki hatiku tercabik olehnya
Meski riap itu masih mengguris ngilu
Rasa ‘aku’ ku terbentur pada ‘harus’ ku
Aku menggigil dalam nyeri yang sangat
Terpaku pada sosokmu yang harusnya
Melindungiku waktu itu
Menjagaku waktu itu
Menumbuhkanku waktu itu
Kesadaran atas diri yang jua tak layak
Aku tergugu sendiri
Biar ku tebas semua
Biar ku tambatkan semua pada Nya
Aku ingin seringan itu hidup sebenar
Aku ingin selega itu menuju Mu

pada Ibu


06/11/2018

Gamang menyeruak dalam pekatnya
Aku ingin tak ambil disini
Meraihmu menembus selaksa
Meski kerikil menggullirkan jamah kakiku
Biar lirihku meletup sebentar sebentar
Beradu dengan kicau yang sekejap melengking
Atau terpaan cahaya yang biasnya menyilaukan
Dingin juga sempat menggigilkanku
Berganti panas yang juga sempet menderaku gerah



Berulang tak terhitung ku eja namamu
Melambungkannya sambil berharap menembus langit Nya
Setiap saat bayangmu mengelus sukmaku
Aku masih sering tergugu mengingatmu
Dan hanya bisa membungkusnya dengan untaian do’a
Ibu....... masih selalu dihatiku hangat cintamu
Yang tak terbalas apapun, senantiasa menghangatkan jiwa
Meski ulur tangan kami mengecup restumu
Yang mengukir tanpa henti pada kami semua

pengakuan

jika yang terjadi ini adalah karmaku
mungkin begitulah
karena aku mengaku atas semua salahku
dan ini pasti juga cambuk untuk ku
aku yang belum sepenuh bertaubat
aku yang masih bsa ber-angkuh sangat
yang juga tak berbenah 
pada kesempatan yang terhampar
namun terlewat lagi
terlambat terus
apa masih ku tunggu hingga terantuk
sedang begitu sayangnya DIA
selalu begitu Cintanya Dia
aku masih lagi silau
dan terjerembab naif dan nafsu saja
gemetarku merejam sukma
namun aku bergeming
teronggok bagai sampah
yang mengaku aku berkilau
koyak beraroma bangkai
yang bersembunyi 
membohongi diri dan pada beribu-ribu
sampai kapan tertutupi
entah bagaimana jika terkuak
aku begitu semu
aku hanya ...
tapi terlihat lebih !
malu pada Yang Maha
tapi tak jua mengurai ciri
tak jua meleburkan nista
yang meski terbentang tangan Mu
aku masih luruh lagi
hanya berangan saja 
hanya lirih dan sedikit menyebut Mu
gemetar lagi meringkuk
tak beranjak

Izinkan

Izinkan aku menyebut asma Mu ...
dalam setiap mulai kubuka mata,
dalam setiap kuurai langkah
dalam setiap kuhela diri
mensyukuri nafas kembali yang kau titipkan 

berharap tak ku salah arahkan langkahku
meski masih jua bodoh dan naif diriku
menyukuri bisikan mengingatMu
menyemai rasa merindu agar selalu mendekat kearahMu
menunudukkan setiap riapku
sedalam dalam bersujud pada Mu

rasa

hanya sebersit rasa, namun tak urung menggerus
mengacaukan rancangan
menggoyahkan dalam sekejap
aku tahu pasti ada yang salah disini
pasti ada yang tak semestinya
bahwa karna tak kuatnya pondasi
bahwa karna tak teguhnya hati
aku bergeming sendiri
masihkah pantas meracau
atau memekik dan beringas
entahlah
termenung dan berdiam diri
masih jadi pilihanku
namun pertentangan ini terus berlaku
aku tak suka diabaikan
aku sedih didiamkan
biarlah aku makin terlihat aneh
dimatamu atau semua
aku ingin sekali tidak peduli
dan labilku selalu tidak memihakku
dan kembali mencecarku
dan aku makin gamang
terpojok disudut
terasa menyempit dan pengap
aku bisa apa
tanyakupun aku tak tahu pada siapa atau tentang apa
namun siapa yang tahu jika masih terpendam dalam
aku menunggu
gelegak yang berujung melegakan
dahagaku menggetarkanku kuat
meriap dan menghimpitku sesak
pun entah sampai kapan

menunggu

jika menunggu berakar harap, akan tersa lambat waktu bergulir,
jika menunggu berimbas ketakutan, andaipun bisa waktu kan dihentikan
entahlah mengapa menunggu identik dengan jemu, tapi tidak bagiku !

sampai dimasa ini, menunggu penuh harap namun juga takut,
seharusnya aku menyiapkan diri juga memantaskan hati
bergelut dengan banyak hal hal yang mestinya kulalui
berkeras dengan untaian yang harusnya ku resap
namun nyatanya masih jua gamang mendera
masih jua riap dan silau oleh remeh temeh yang lalu lalang
semakin dekat waktu, semakin riuh galau mencekam
semakin deras derai menghujam
pun jua rinduku semakin tajam
pun jua pintaku semakin tunduk
pun jua geloraku semakin rentas

teladanmu

semerbak ini...meliputi kami semua
yang kami rasakan mengharu biru
namamu menggaungkan
selalu ada riap menghampiri
yang aku tahu dalam naifku
mungkin bukan sekedar ini maumu
ada yang lebih esensial yang kau tebarkan
namun maafkan jika kami menyempitkannya
maafkan kami yang hanya berpikir tersudut
mestinya yang kau hendak cerahkan
meliputi segenap dan bukan sekedar
karena aku tahu niatmu mengakar
yang aku rasa gemamu membahana
meraup semua...
seperti cahaya yang tak pilih tempat
seperti air yang merembes menyeluruh
dan seperti angin yang menghembus ke segala
biarkan perlahan ini
kami lirih menyelaminya
sedikit sedikit kami akan mengecapnya
apa yang kau tanamkan pasti tak akan sia
semoga kami tak terlena
bahwa bukan ini tujuanmu
bahwa ini hanya pelecutmu
tuk kami agar segera bangun
meneruskan juangmu
menggapai estafetmu
melebarkan sayapmu yang sempat terhenti
dan membahanakan asamu
lebih dan terus

# catatan lirih untuk eyang kakung Anwar Sudibyo

Sabtu, 19 Januari 2019

pada Mu

izinkan aku menyebut Asma Mu
izinkan aku menginat Asma Mu
izinkan aku hanya karena Mu
izinkan aku menyadari hanya pada Mu
izinkan aku mengaku atas semua hanya karena izin Mu
izinkan aku bernaung selalu hanya pada Mu
izinkan aku bergantung penuh hanya pada Mu
izinkan aku hanya pada Mu

dalam setiap hela nafasku
dalam bangun dan lelapku
dalam langkah awal dan akhirku
dalam kedipan dan hujaman netraku
dalam gapai lambaianku
dalam lirih dan pekak telingaku
dalam gundah dan gelisahku
dalam riap dan rancakku
dalam dera dan desauku
dalam hentak dan tatihku
dalam kecap dan gelegakku
dalam riuh dan gempitaku
dalam.....


agar aku hanya menuju Mu
agar aku tak hendak berpaling dari Mu
agar aku tak beranjak dari Mu
agar aku tak berkutik dari Mu
agar aku terpaku pada Mu
agar aku hanya pada Mu


sungguh aku takut .....
akan lalai dari Mu
akan labil hatiku
akan riap rasaku
akan rancu anganku
akan lemah kakiku
akan lunglai gapaiku
akan luruh sendiku
akan tipis yakinku


hanya pada Mu
kupinta selaksa
kupinta getarkan
kupinta rengkuhan
kupinta leburkan

merapatkan sujud makin dalam

apapun

 Jika kau mengeluh, kau hanya akan dengar keluhan yang lebih menyayat Jika kau marah kau akan dapatkan kemarahan padamu yang lebih membara J...