Jumat, 23 November 2018
serasa dekat
mengetuk bait Mu, aku hanya mampu menggumammkan segenap pinta yang kubalutkan selaksa harap dan keyakinan atas kepemurahanMu
inginku bersimpuh dibaitMu, sungguh indah melingkupi rasaku namun jua tak mudah
guliran dan jebakan yang menyilaukan langkahku dan hatiku
padaMu jua ku lambungkan pinta agar Kau selalu menjagaku
meski kecil dan lemah tapakku, meski ambing dan gejolak jiwaku
tetapkan aku selalu dijalanMu yang begitu luas,
yang begitu nyaman yang begitu penuh cinta
izinkan aku percaya bahwa duri derita ini akan manis diakhirnya
izinka aku meresapi bahwa setiap terjal ini kan jadi binar didekatMu
↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜
mengenang Engkau ya Nabi...
rindu kami meletup letup, dalam buncah rasa terimakasih kau ajarkan kami mengenal Nya, memgawal kami dengan sunahmu, kami makin merindukanmu cintamu pada kami yang tak berujung, tak hendak berbalas seimbang oleh aku yang mesih tak pahami
mengenang Engkau ya Nabi...
rindu kami membuncah ruah, dalam letupan yang makin menjadi
terbayang masamu .... saat tak kau pedulikan onak dan gelegar meracaumu
semua hanya demi cintamu pada kami, dan kejahilan kami yang menjauh darimu
mengabaikan setiap resap cahaya yang kau alirkan agar tak sesat jalan kami
inginku bersimpuh dibaitMu, sungguh indah melingkupi rasaku namun jua tak mudah
guliran dan jebakan yang menyilaukan langkahku dan hatiku
padaMu jua ku lambungkan pinta agar Kau selalu menjagaku
meski kecil dan lemah tapakku, meski ambing dan gejolak jiwaku
tetapkan aku selalu dijalanMu yang begitu luas,
yang begitu nyaman yang begitu penuh cinta
izinkan aku percaya bahwa duri derita ini akan manis diakhirnya
izinka aku meresapi bahwa setiap terjal ini kan jadi binar didekatMu
↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜↝↜
mengenang Engkau ya Nabi...
rindu kami meletup letup, dalam buncah rasa terimakasih kau ajarkan kami mengenal Nya, memgawal kami dengan sunahmu, kami makin merindukanmu cintamu pada kami yang tak berujung, tak hendak berbalas seimbang oleh aku yang mesih tak pahami
rindu kami membuncah ruah, dalam letupan yang makin menjadi
terbayang masamu .... saat tak kau pedulikan onak dan gelegar meracaumu
semua hanya demi cintamu pada kami, dan kejahilan kami yang menjauh darimu
mengabaikan setiap resap cahaya yang kau alirkan agar tak sesat jalan kami
buncahan rasa
rasa ini menderu dalam kalbuku, mengais setiap jejak yang terlintas tentangmu,
satu kata ini bergejolak dalam jiwaku membekukan selaksa yang memilinku entah
ibu.......kami sangat merindukanmu, betapa saat adamu kmi begitu saja menjauh,
hingga kini yang tersisa selalu sesal
Robb...jaga ibu dengan penuh daam kasih dan cinta Mu
sebagaimana ibu selalu jaga kami dalam tidur dan bangunnya dengan sepenuh upaya
yang karena kebodohan kami, semua berlalu begitu saja,
dan kini kenangan itu bagai sembilu menyayat hati kami tak terelakkan,
duhai, setitik cinta kami dibanding cinta mu yang sesamudra
ingin kubalut doa beruntun yang tak mungkin sebanding dengan cintamu pada kami yang semakin terasa meluas
ibu disetiap hal yang mengingatkanku padamu, kupilinkan doa
berharap merentas selaksa, bertumpuk rasa ini membuncah hanya dengamu
dan semua terasa begitu indah
kini kenangan tentangmu hanya bisa kubalut cinta tak berujung
yang semakin akut mengerat dijiwa
berbuncah rasa ini semakin menderaku, ditiap jejakmu yang makin terasa panjang
aku menekuri dalam keterbatasan dan kebodohanku
tak ingin menyesalinya meski riap sedih mengulumku resah
terlipat waktu aku mengabaikan pintu surgaMu yang terbentang indah ditapak kakimu
Robb...kupinta penuh sambungkan hatiku dengan cintaMu pada ibu selalu
satu kata ini bergejolak dalam jiwaku membekukan selaksa yang memilinku entah
ibu.......kami sangat merindukanmu, betapa saat adamu kmi begitu saja menjauh,
hingga kini yang tersisa selalu sesal
Robb...jaga ibu dengan penuh daam kasih dan cinta Mu
sebagaimana ibu selalu jaga kami dalam tidur dan bangunnya dengan sepenuh upaya
yang karena kebodohan kami, semua berlalu begitu saja,
dan kini kenangan itu bagai sembilu menyayat hati kami tak terelakkan,
duhai, setitik cinta kami dibanding cinta mu yang sesamudra
ingin kubalut doa beruntun yang tak mungkin sebanding dengan cintamu pada kami yang semakin terasa meluas
ibu disetiap hal yang mengingatkanku padamu, kupilinkan doa
berharap merentas selaksa, bertumpuk rasa ini membuncah hanya dengamu
dan semua terasa begitu indah
kini kenangan tentangmu hanya bisa kubalut cinta tak berujung
yang semakin akut mengerat dijiwa
berbuncah rasa ini semakin menderaku, ditiap jejakmu yang makin terasa panjang
aku menekuri dalam keterbatasan dan kebodohanku
tak ingin menyesalinya meski riap sedih mengulumku resah
terlipat waktu aku mengabaikan pintu surgaMu yang terbentang indah ditapak kakimu
Robb...kupinta penuh sambungkan hatiku dengan cintaMu pada ibu selalu
bersiap-siap
bahwa yang kini hanyalah sejenak,
bahwa yang kini hanya sekedar lewat,
tapi aku juga terperdaya,
merasa semua berujung disini,
terlena tanpa henti,
mestinya ini jadi perhatianku,
ketika tahu bahwa semua akan terus dan tak berhenti disini,
kehidupan sejati justru belum dimulai,
aku yang justru hanya mengabaikan setiap detik kesempatan ini, berasa aku telah dan akan memiliki semua,
menurutkan hanya inginku semata,
meski hanya sesaat saja jua,
hingga beronggok sesalpun tapi masih terulang lagi
kesejatian hidup nanti membutuhkan bekal sebenar
dalam niatku yang masih jauh dari benar dan lurus
dalam amalku yang masih bercabang mengambang
dalam tawakalku yang gamang meracau
aku masih sampai dalam ratap
yang tak jua kurentas
aku masih hanya sekeder ingat sesaat
tak .....
bahwa yang kini hanya sekedar lewat,
tapi aku juga terperdaya,
merasa semua berujung disini,
terlena tanpa henti,
mestinya ini jadi perhatianku,
ketika tahu bahwa semua akan terus dan tak berhenti disini,
kehidupan sejati justru belum dimulai,
aku yang justru hanya mengabaikan setiap detik kesempatan ini, berasa aku telah dan akan memiliki semua,
menurutkan hanya inginku semata,
meski hanya sesaat saja jua,
hingga beronggok sesalpun tapi masih terulang lagi
kesejatian hidup nanti membutuhkan bekal sebenar
dalam niatku yang masih jauh dari benar dan lurus
dalam amalku yang masih bercabang mengambang
dalam tawakalku yang gamang meracau
aku masih sampai dalam ratap
yang tak jua kurentas
aku masih hanya sekeder ingat sesaat
tak .....
rindu ibu
ibu.......hari ini aku mengingatmu lagi dengan semakin, kami memperingati hari guru yang mestinya esok hari, yang karena esok hari ahad, maka diajukan,
ibu....engkau guru sejatiku, apapun yang kau lakukan untukku atau untuk siapapun yang terasa dan terlihat olehku adalah pengajaranmu untukku langsung atau tidak,
ibu...maafkan anakmu ini yang terlambat menyadarinya, harusnya kedudukanmu dihatiku bukan hanya sebagai orang yang melahirkan dan membesarkanku, tapi peran asah asuh asihmu yang ruah pada ku dan pada kami sungguh hanya Alloh yang mampu membalasnya dengan berlipat dan terbaik
ibu...aku merindukan sangat, terasa arti hadirmu dengan sangat disaat kau jauh secara indra disini, maafkan anakmu ini ibu.... meski kau mengajariku lebih aku tak jua mengerti dan menjadi anak yang mbeneh untukmuibu.... terbayang lagi dawuh dawuhmu dan sederet ceritamu, sekedar jadi pendengarpun aku tak jadi yang baik,
ibu.... maaf aku tidak sesuai harapmu, saat kau anggap aku yang mestinya sudah dewasa secara usia dan bisa meringankanmu namun ternyata aku masih selalu merepotkanmu, bahkan saat kau sakitpun kau tak lepas memikirkan kami, dan selalu mengalah tuk kebahagiaan kami
ibu... menguntai doa untukmu pun masih terjeda oeh ego egoku yang tak habis
ibu...hanya Alloh yang penuh rahmat semoga mencukupimu dengan kasih Nya, karna kami tak akan bisa membalasmu sekecil apapun itu tak pernah bisa tunai
Langganan:
Postingan (Atom)
apapun
Jika kau mengeluh, kau hanya akan dengar keluhan yang lebih menyayat Jika kau marah kau akan dapatkan kemarahan padamu yang lebih membara J...
-
Saat telah bekerja keras hargai, apresiasi dan beri reward tuk diri sendiri jangan nunggu orang lain Saat sedih hibur diri sendiri jangan b...
-
Pada sang pengukir jiwa Atas semua yang tersaji Atas segala yang terpatri Jiwa-jiwa mengecap meresapi Terukir dalam bingkai meng-asakan suc...
-
Torehkan Jiwamu yg meletup Rasamu yang bergelora Riapmu yang mendayu Nafasmu yang merangkum Sukmamu yang meluruh sujud Torehkan Jejakmu B...