Sabtu, 12 September 2020

Klarifikasi

  Bahkan Tuhan mengizinkan liat dan lumpur tuk menyimpan permata, bisa jadi pungguk menetaskan murai yang kan bercanda ria dengan bulan dan menyapa renyah sang mentari

Saat jejak tergores pekat,  memang luka itu kan berbekas,  bahkan jadi bopeng, hingga aku terima sikap jijikmu,  dan mohon maafkan jika itu mengusikmu,  orang bijak hanya akan membidik tepat,  jika kau sasar sekitar sungguh kau berhasil merejamkan lukaku,  tapi itu juga cermin yg memantulkan dirimu,  terimakasih atas silaunya,  yg sbentar sempat dalam pejam menyadarkan begitu dalam, atas lintas dan batas,  atas riap dan raup,  atas dera dan derai yg semua mengalir mengais izin semesta.


Hanyaku... titik yang samar dan begitu abu abu,  dengan rabun dan angkuh melihatmu semua,  meski pupil mgkin silau, pun sedikit bisa merekamnya karena kamu begitu berwarna,  ada kamu yg berkilau menakjubkan atau kamu yg berpijar renyah,  atau kamu yg menggaung perkasa,  atau kamu yg melesat  jawara atau kamu yg teduh mendamai atau kamu yg mengangkasa bergema,  atau kamu yg menguak nan bijak atau kamu yg menjulang bentang bahkan jika kamu yg licik dalam intrik,  bahkan jika kamu beringas padas,  bahkan jika kamu mendayu pilu,  bahkan jika kamu merekah mewah,  bahkan jika kamu yg tak tergambarkan, menorekan riasan, terimakasih dan mohon dimaafkan, 

Pun adaku seperti jua tiadaku dalam samar dan lirih pula coreng dan nista, sungguh berharap cukup tahu diri,  sangat...pardon me

Tidak ada komentar:

Berbisik kebumi didengar langit

 Menabur untaian Yang terbisikkan menembus sepi Yang lirih menerpa sunyi Syahdu hanya untukmu Mesra hanya denganmu Bisikan yang me...