Sabtu, 12 September 2020

Panjenengan

 Kagem semua guruku,  terkhusus yang disini,

Terinspirasi sayyidina Ali ra ; "siapapun beliau yg mengajarimu meski hanya sehuruf beliau adalah guru" , 

Jadi...panjenengan semua adalah guruku,  yg secara langsung atau tidak, bahkan disadari atau tidak sempat menorehkan pembelajaran ilmu dan hikmah hidup, semoga Allah Yang Maha Tahu membalasnya dengan berlipat kebaikan,  mohon dimaafkan jika selaku murid tak berlaku dan tak bertutur selayaknya,  dan mohon keikhlasan agar kebaikan yang panjenengan alirkan membawa barokah bagi kita semua,  

Panjenengan juga jadi cerminku, ketika apa yang ku terima dari panjenengan adalah pantulan diriku sendiri,  meski sebenarnya yg panjenengan lihat padaku hanyalah yg tlah tertutupi aib dan boroknya,  mohon doa smoga Allah mengampuniku,

Intinya...mohon maaf dan beribu terimakasih kepada panjenengan semua

Begitulah

 

aku masih sering berkabut mengingatnya, bisa sampai dititik ini adalah sesuatu bagiku, melihat rangkaian kata diantara kita, seakan kalian tak tahu busukku dulu, mengabaikan pahit yang pasti telah tertoreh hitam, maafkan hadirku yang mengusik kalian, izinkan aku hadir lagi dan tetap tahu akan diri sendiri, dimasa naif dan jahil diri, dimasa ego dan silauku, tapi semua jalan menghantarkanku ketepi ini, 

banyak hal terlewati melampaui batasku, pun juga meluapi toleransiku,apa yang kalian lihat dan dengar memang begitu dan juga diluar itu, biar saja semua, sama saja atau tidak biar menjadi warna, jika itu berguna bagi saja agar tak ada lagi yang tercabik spertiku atau siapapun, dan jika meresahkan biar terkubur makin dalam, semua tak kan lepas aku tahu itu pasti, tapi juga bukan tak mungkin melejitkan, mimpi masih dalam tatihku, dan ringkihku,

Kagem Abah

 Kagem Abah , 

Jazzakumulloh ahsan wa katsiron Ustadz...

Barokallohu lana wa lakum,  Aamiin, 

Semoga abah senantiasa sehat,  senatiasa dalam penjagaan Nya,  dg naungan rahman dan maghfiroh Nya, terimakasih tak terhingga dan mohon terus berkenan menjadi guru kami,  guru dalam ilmu dan hikmah hidup,  jangan lelah untuk menjadi angin yg menebarkan kesejukan dan menghalaukan resah gelisah kami,  jangan lelah menjadi air yg melegakan dahaga dan menepiskan kehampaan kami,  dan jangan lelah menjadi pagar yang menjaga dan melindungi kami,  jangan lelah menjadi cambuk yang menghalau kami dari salah arah dan memecut kami tuk melejit,  jangan lelah menjadi pohon yang menaungi kami penuh damai, dan jangan lelah menjadi pelangi yg selalu mencerahkan hari kami, serta teruslah menjadi mentari yang bagaimanapun kami selalu memeluk kami dengan hangat mu,  Terimakasih Abah Boim

Klarifikasi

  Bahkan Tuhan mengizinkan liat dan lumpur tuk menyimpan permata, bisa jadi pungguk menetaskan murai yang kan bercanda ria dengan bulan dan menyapa renyah sang mentari

Saat jejak tergores pekat,  memang luka itu kan berbekas,  bahkan jadi bopeng, hingga aku terima sikap jijikmu,  dan mohon maafkan jika itu mengusikmu,  orang bijak hanya akan membidik tepat,  jika kau sasar sekitar sungguh kau berhasil merejamkan lukaku,  tapi itu juga cermin yg memantulkan dirimu,  terimakasih atas silaunya,  yg sbentar sempat dalam pejam menyadarkan begitu dalam, atas lintas dan batas,  atas riap dan raup,  atas dera dan derai yg semua mengalir mengais izin semesta.


Hanyaku... titik yang samar dan begitu abu abu,  dengan rabun dan angkuh melihatmu semua,  meski pupil mgkin silau, pun sedikit bisa merekamnya karena kamu begitu berwarna,  ada kamu yg berkilau menakjubkan atau kamu yg berpijar renyah,  atau kamu yg menggaung perkasa,  atau kamu yg melesat  jawara atau kamu yg teduh mendamai atau kamu yg mengangkasa bergema,  atau kamu yg menguak nan bijak atau kamu yg menjulang bentang bahkan jika kamu yg licik dalam intrik,  bahkan jika kamu beringas padas,  bahkan jika kamu mendayu pilu,  bahkan jika kamu merekah mewah,  bahkan jika kamu yg tak tergambarkan, menorekan riasan, terimakasih dan mohon dimaafkan, 

Pun adaku seperti jua tiadaku dalam samar dan lirih pula coreng dan nista, sungguh berharap cukup tahu diri,  sangat...pardon me

Lencana

 #catatan atas anugerah ; Satya lencana karya satya


Ketika perjalanan hidup menorehkan jejak, berharap jejak itu jadi berkilau,  bukan sekedar jejak semestinya. Menoleh sebentar,  hitunglah walau sekilas agar yg berlalu jadi cermin memantulkan rekamanmu, hingga hendaknya menjadi pijakan lebih kedepannya dan tak lagi menggores yg tak selayaknya. 

Adalah kebanggaan, saat jejak   tertautkan dalam pengakuan yang nyata,  dan justru itu musti makin melejitkan, bukan untuk berhenti dan berpuas sekedar,  masih terbentang pijar yang bisa teraih berikutnya, berbangga tentu manusiawi tapi tidak lalu terlena,  pada sekedar kilau kilat blitz atau pada eforia sekejap,  ini belum puncak dan terlebih masih harus kita menekuri sudahkan pengakuan hakiki kita capai ? 

Sepanjang ini,  apa jejak kita tlah sesuai dan menuju pada Nya? Karena sejatinya lencana adalah pengakuan bagian jejak hidup ,.... yg sebenarnya hidup bermuara hanya jua pada Nya.

Pengingat buat diriku dw

apapun

 Jika kau mengeluh, kau hanya akan dengar keluhan yang lebih menyayat Jika kau marah kau akan dapatkan kemarahan padamu yang lebih membara J...