dalam batas
dan harus meretas
jejak yang telah tercetak
hendaknya menjadikan bijak
kemarin adalah cermin
esok menuju.....
dalam batas
dan harus meretas
jejak yang telah tercetak
hendaknya menjadikan bijak
kemarin adalah cermin
esok menuju.....
Jangan berharap pada manusia, berharap hanya pada penguasa manusia saja
Dan
Semua memang harus sendiri,
Bayar diriku dewe
Bayar butuhku dewe
Penuhi kepuasan ku dewe
Penuhi inginku dewe
Obati lukaku dewe
Sembuhkan sakitku dewe
Hargai diriku dewe
Hiburlah diriku dewe
Bahkan sekedar elusan kepala pun, lakukan dewe
Dari ada aku tidak diterima sebagai aku
Aku tidak berarti bagi siapapun
Tak ada yang bangga padaku
Tak ada yang mengerti aku
Meski aku telah berusaha
Bahkan meski aku telah melampaui batasan
Aku selalu sendiri
Ditengah hiruk pikuk pun
Semua mendekat dengan tendensi
Semua hanya buatku alibi
Entahlah....
Inginku
Rasaku
Harapku
Mauku
Butuhku
Perluku
Bahagia
Dimana letak kata itu,
Apa dia bersembunyi dalam luka,
Atau justru melambung di nirwana,
Berapa lelah yang harus tergores menggapainya
Dan betapa riuh gelegak untuk menjangkaunya,
Sedangkan riap menghalau tetes demi tetes airmata memerah
Pun belenggu menghempas titik titik jejak mengabur
Aku bagai linglung dalam kancahmu
Dan kau selalu hanya terpaku
Meski ku tertatih,
Kau tak beranjak
Meski ku tercabik,
Kau tak berderak
Sunyi ini melingkupi
Sepi ini menggigilkan
Senyap ini melesapkan
Sendu ini merapuhkan
Dawai yg terulur, memang harus kusambut
Meski gerigi memerihkan sayatan yang menganga
Duhai pemilik rasa sebenar
Diri ini penuh onak
Izinkan ku letupkan semesta resah
Dan ku raupkan segenap tuah
Hingga harum Pengasih
Menuaiku dalam sesujud
نون
gerakku hanya sebatas
ucapku hanya seulas
hatiku hanya sekedar
namun
merasa cukupkah aku
merasa benarkah aku
hingga
aku bergeming
merajakan diri
aku berpaku
menasbihkan diri
aku berlaku
menguarkan diri
dan betapa nisbi
akan riap yang jenggah
akan silap yang ruah
akan lena yang memekak
akan bias yang terkuak
sebenar jati
pojok hati terusik
bongkah rasa menelisik
sampai kapan begini
sampai mana seperti ini
bilakah beranjak
menerap lebih
menggegas terus
meresap dalam
mensujud hingga
Menabur untaian
Yang terbisikkan
menembus sepi
Yang lirih
menerpa sunyi
Syahdu hanya
untukmu
Mesra hanya
denganmu
Bisikan yang
mengalun
Namun tur
ulur melangit
Bisikan yang
mengalir
Namun ter
serat membahana
Diantara dawai
cinta Nya
Diselaksa gema
merindu Dia
Menyematkan
gegap
Menghanyutkan
gelora
Mengaburkan
hiruk pikuk
Menyesapkan
dera badai
Teringkuk lunas
Jika kau mengeluh,
kau hanya akan dengar keluhan yang lebih menyayat
Jika kau marah
kau akan dapatkan kemarahan padamu yang lebih membara
Jika kau mengadu
kau akan menjadi pelampiasan yang kian pedas
Jika kau bersedih, menangis dan merasa sendiri
kau justru akan dijauhi diacuhkan dan didiamkan
Jika kau membisu
kau pun akan dianggap tak ada dan tak berarti
Jadi ... tetap lah dengan topengmu
Dunia akan baik-baik saja meski kau ada atau kau tak ada
Saat telah bekerja keras
hargai, apresiasi dan beri reward tuk diri sendiri
jangan nunggu orang lain
Saat sedih
hibur diri sendiri
jangan berharap pada orang lain
Saat ingin sesuatu
penuhi sendiri
jangan minta orang lain
Saat susah
bangun dan bantu diri sendiri
jangan bergantung pada orang lain
Saat kecewa
pendam sendiri
jangan menghiba pada orang lain
Saat sakit
tahan dan obati sendiri
jangan mengemis pada orang lain
berulang mendengar lalu kembali lalai berulang melihat lalu lalai lagi berulang berkaca lalu lagi-lagi lalai berulang mengecap kemudian la...